Tottenham Hotspur memang hanya tertinggal sedikit dari
Liverpool dalam hal produktivitas gol musim ini. Namun, keroposnya lini
pertahanan membuat mereka terperosok ke papan bawah klasemen.
Tottenham kembali
menelan kekalahan setelah takluk 2-3 dalam lawatannya ke markas Everton pada
Minggu (19/1/2025) malam WIB. Mereka tertinggal 0-3 di babak pertama, dan
meskipun mampu mencetak dua gol balasan lewat Dejan Kulusevski dan Richarlison
di babak kedua, itu tidak cukup untuk menghindari kekalahan.
Ini menjadi kekalahan
ke-12 Tottenham dari 22 pertandingan musim ini, dengan hanya tujuh kemenangan.
Kekalahan ini juga mencatatkan sejarah kelam bagi Tottenham, karena ini adalah
kali keenam mereka mengalami hal serupa di kompetisi kasta tertinggi.
Lebih parahnya lagi,
Tottenham hanya berhasil meraih satu kemenangan dari 10 pertandingan terakhir,
yang membuat mereka terperosok ke posisi ke-15 dengan 24 poin, hanya unggul
delapan angka dari Ipswich Town yang berada di posisi ke-18—batas akhir zona
degradasi.
Padahal, jika melihat
kualitas tim, khususnya di lini serang, Tottenham seharusnya bisa lebih
kompetitif. Mereka berada di posisi lima besar untuk beberapa statistik
penting, seperti sentuhan di kotak penalti (709), tembakan tepat sasaran (121),
xG (38,45), dan jumlah gol (45). Total gol mereka hanya kalah dari Liverpool
yang memuncaki daftar dengan 50 gol.
Namun, ketajaman di
lini depan tidak diimbangi dengan pertahanan yang solid. Tottenham kebobolan 35
gol, yang menempatkan mereka di posisi ke-14 dalam hal pertahanan. Mereka juga
telah menerima 99 tembakan tepat sasaran, yang membuat mereka berada di posisi
ke-11 untuk pertahanan terburuk.
Badai cedera yang
melanda lini belakang memang bisa menjadi alasan, namun gaya bermain Ange
Postecoglou yang terlalu terbuka juga mendapat kritik.
"Ini hasil yang
mengecewakan. Kami kesulitan menguasai permainan di babak pertama, yang memberi
momentum bagi Everton," ujar Postecoglou kepada ESPN.
"Kami berjuang
keras untuk bangkit, para pemain memang berusaha keras untuk kembali, tetapi
pada akhirnya kami gagal. Kami benar-benar tidak bisa mengendalikan permainan.
Kami memiliki beberapa peluang yang seharusnya bisa dimanfaatkan sejak awal,
namun pada akhirnya itu tidak cukup," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar